[115\365] Oleh-oleh dari Bogor

Beberapa waktu lalu pas di grup kuliner ada yang posting mengenai lapis bogor. Terlihat di foto tersebut sungguh sangat menggiurkan. Namun apa daya di Malang tidak ada yang menjual, ya akhirnya cuma dipendam saja rasa untuk mencicipinya. Tak dinyana pagi hari ini seorang karib mampir dan memberi oleh-oleh lapis bogor. Saya lupa apakah lapis ini sama dengan yang di postingan grup. Saya tidak ambil pusing dengan itu semua 🙂

Lapis bogor yang terbuat dari tepung talas, terigu, gula, garam dan teman-temannya sungguh lembut di mulut. Dengan taburan keju diatasnya sungguh sangat menggoda. Rasa manis yang ditawarkan cukup bagi saya. Manisnya tidak legit dan rasanya bolehlah diincip bagi penderita diabet. Kekurangannya bagi saya meski keju cukup banyak tapi bagi penyuka keju seperti saya, taburan kejunya kurang banyak. Bila dikecap dan dirasakan bolehlah disebut lapis ini dibuat tanpa menggunakan bahan pengawet. Lapis tahan dalam jangka waktu +/- 4hari. Waktu yang cukup lama untuk menghabiskan kue lapis sekotak.

Berikut gambar dari lapis tersebut

image

image

image

image

[114\365] Sound Card

Masih berhubungan dengan komputer, saya hari ini mau nulis tentang sound card. Jaman dulu komputer untuk mengeluarkan bunyi paling hanya ada speaker dalam saja. Namun itu ada batasnya karena jaman dulu dari PC belum ada yang namanya mp3 dan sejenisnya, memutar film dan sejenisnya maka komputer sebagian besar tidak ada memiliki sound card. Sound card jaman dulu bukanlah kebutuhan utama karena harga komputer sendiri sudah mahal. Sound Card baru dibutuhkan bila ingin bermain games atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan multimedia.

Sekitar tahun 1996-2000, setiap pemilik PC pasti akan butuh sound card karena pada tahun-tahun tersebut PC sudah booming juga dengan kemunculannya mp3 bahkan vcd pun dapat ditonton via PC. Sound Card pada masa itu menjadi salah satu kebutuhan utama karena dapat menghasilkan suara yang bagus, jernih. Ada banyak produsen sound card contohnya Yamaha. Namun yang paling fenomenal adalah creative. Creative awal mulanya bermain di CD ROM. Creative dengan seri Sound Blaster AW64 sangat fenomenal sekali.

Sound card pada masa itu menjadi kebutuhan karena PC jaman tersebut sudah sangat mendukung multimedia terbukti dengan adanya OS Windows besutan Microsoft yaitu Windows 95 yang dilanjutkan Win 98. Produsen motherboard pun mulai menambah fitur sound card secara on board. Nah sound card onboard ini tidak terlalu bagus kualitasnya terutama untuk seri motherboard yang murah. Oleh karena itu sound card external masih sangat laris. Dengan semakin berkembangnya zaman dan teknologi maka kualitas sound card onboard semakin bagus, mampu menghasilkan suara yang jernih. Hasilnya adalah secara lambat laun mulai menggeser sound card external. Sound card sekarang seperti kembali ke akarnya yaitu bukan kebutuhan primer bahkan sekunder.

Ini memang tidak ilmiah namun pengamatan saya, saat ini susah untuk mendapat sound card external. Sedikit produsen sound card external yang memasukkan produknya di Indonesia. Creative rasanya masih bertahan namun tidak banyak toko yang menjual sound card creative. Tidak hanya merk creative sebenarnya namun juga merk yang lain.

[113\365] Keyboard Mekanik

Bagi yang pernah bersentuhan dengan komputer dari era komputer jaman dulu, saya rasa pasti dapat membedakan keyboard jaman dulu dengan jaman sekarang ini. Keyboard jaman dulu tuts-bila ditekan empuk sekali dan mudah untuk kembali. Sistem tuts-nya berbeda. Pernah mengetik dan keyboard terasa keras bahkan beberapa huruf atau angka tidak muncul? Bila pernah maka itu salah satu bedanya dengan keyboard jadul.

Keyboard jadul lebih awet dan nyaman digunakan. Entah mengapa apakah karena menekan harga agar murah teknologi itu sudah tidak digunakan lagi. Nah bagi yang ingin menggunakan keyboard dengan teknologi jaman dulu ada pabrikan keyboard yang mengeluarkan. Saya tidak tahu dengan pasti teknologinya sama persis atau tidak namun dari hasil mencoba ketika tuts ditekan rasanya empuk dan tuts cepat kembali (pantulannya cepat). Menurut penjual, keyboard tersebut gampangannya disebut keyboard mekanik. Keyboard yang setara dengan keyboard keluaran PC IBM.

Setahu saya ada merk ducky yang mengeluarkan keyboard jenis ini. Ada salah satu seri yang dibuat secara terbatas (limited edition) dan dibandrol dengan harga diatas 2juta. Ada harga yang lebih murah sekitar 800rb tapi saya belum tahu merknya. Bila Anda kolektor dan memang pengin barang bagus mungkin dapat dipertimbangkan itu barang 🙂

[112\365] Reduksi Harga

Tadi siang saya berencana untuk membeli tiket kereta. Setelah mengecek di situs KAI ternyata masih ada tempat duduk untuk berangkat dan pulang. Rencananya mau beli online dan dibayar lewat ebanking saja namun sesuatu hal ga jadi, saya memutuskan untuk beli di minimarket saja. Ketika di minimarket saya tidak bilang beli tiket kereta tapi saya bilang mbak ngecek harga dan tempat apa masih ada? intinya sih sama tp kl bilang langsung beli tiket eh ternyata ga jadi kan malu 🙂 Yang pasti tiket masih ada (lha kan sudah tahu, sudah dicek di rumah). Hasil akhirnya saya tidak jadi beli di minimarket karena ada biaya administrasi 6000-7000. ih banyak benar itu pdhl dulu rencananya biaya admin akan dihapus.

Mengetahui hal itu saya putuskan mending beli di stasiun saja. Begitu nyampai stasiun langsung mengisi formulir pemesanan dan antri di loket. Setelah menunggu lumayan lama akhirnya dilayani juga. Formulir langsung disodorin aja ke petugas loket karena yakin sekali bahwa kursi masih ada. Lalu saya iseng-iseng nanya untuk musim libur gini untuk lansia apakah reduksi harga masih berlaku. Eh ternyata masih berlaku. Diskonnya 20%, banyak itu bisa buat naik taksi nanti. Saya terus terang belum mencoba menggunakan ebanking maupun beli lewat minimarket tapi saya kok yakin bila beli tiket lewat cara-cara itu pasti tidak dapat reduksi harga. Karena untuk mendapatkan reduksi harus menyerahkan fotokopi KTP. Kalau beli online kan kita booking bayar via ebanking atau atm. Nah kode booking dijadikan bukti untuk ambil tiket atau cetak tiket mandiri di stasiun. Kalau lewat minimarket juga sama, kita dapat struk dan struknya nanti ditukarkan tiket di stasiun. Rasanya benar deh ga mungkin ada reduksi harga. Memang mending beli di stasiun daripada di tempat lain bila ingin mendapatkan reduksi harga. Oh jangan lupa kita harus bilang juga atas nama xxx udah lansia minta reduksi harga serta fotokopi KTP jangan lupa kalau ga begitu jangan harap dapat reduksi. Mungkin diantara rekan-rekan ada yang punya pengalaman lain dalam berhubungan dengan KAI?

[111\365] TV Kabel

Sudah 4 hari ini saya berlangganan tv kabel. Saya sebenarnya tidak mencandu tv tetapi karena yeah ada sedikit uang dari bonus kinerja akhirnya saya putuskan langganan tv. Setelah 4 hari berlangganan apakah saya puas dengan tontonan yang disajikan? Terus terang saya katakan tidak puas.

Hah? ga puas! ga salah dengar? tidak kok. Karena berlangganan bulan ini saya dapat bonus all channel smp akhir bulan Februari. Jika ditotal ada 110 channel tp secara keseluruhan itu tidak membuat puas dan sreg. Maaf jika dibandingkan waktu saya masih punya parabola jaman masih SD-SMP rasanya tontonan parabola waktu itu lebih bagus, lebih berkualitas. Apakah menyesal? 100% menyesal sih tidak tp setidaknya saya masih bisa nonton bola dan lihat film mandarin jaman bahuela 🙂

Sisa channel yang ada entah mengapa tidak sesuai ekspetasi saya tentang saluran tv yang ditawarkan. Apakah saya yang apatis atau tayangan tv-nya yang jelek atau saya yang picky atau saya yang tidak dapat menikmati tayangan yang bagus? entah apa jawaban yang benar. Tapi mungkin standar saya yang berbeda entah rendah sedang atau tinggi. Tapi untungnya saya tidak terlalu lama berlangganan. Seperti di artikel sebelumnya saya sudah katakan bahwa paling banter saya cuma akan langganan sampai bulan Mei atau Juni saja. Sepertinya saya lebih baik menabung dan beli parabola lagi dengan feet yang besar, paling tidak 12 feet atau 16feet 🙂